Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers

Fans Ayara

24 Januari 2008

Obrolan Menjelang Tidur

Semalam sebelum tidur, Bunda dan Indi ngobrol, bertukar cerita seperti yang sudah biasa kami lakukan. Meski Indi ku umurnya baru 3 tahun 5 bulan, namun terkadang kata-kata yang keluar dari mulutnya sering tak disangka dan memberi arti yg sgt mendalam khususnya buat Bunda. Dan obrolan malam tadi, begitu menyentuh hati Bunda, sempat terbit rasa bersalah dalam hati mengapa Bunda belum bisa memenuhi harapannya menjadi Bunda yang selalu bisa diandalkan setiap dia butuhkan. (* hmm... sebuah teguran manis untukku).

Bunda : " Indi kog belum bobo ? (Sambil membelai rambutnya seperti yang biasa
bunda lakukan)".

Indi : " Indi mau tunggu ayah, koq ayah lama banget ya bobonya ?" (* matanya me-
natap mataku, hmm dia begitu suci dan murni sekali)."

Bunda : " Tadi juga udah Bunda suruh bobo ayahnya, tapi kayaknya ayah masih mau
nonton film dulu, udah biarin aja Indi bobo aja ... tar kalau bobonya
kemalaman, besok bangunnya siang lho, gak bisa ikut bunda muter2 deh "
(*Indi memang biasa ikut Bunda muter2 dulu di gang komplek sblm Bunda
dan ayah berangkat kerja).

Indi : "Tapi Indi mau tunggu ayah, Indi pengen bobo sama ayah, Bunda khan masih
sakit, Bunda bobo di bawah aja, ayah di sini sama Indi" (* memang semen-
jak sakit punggungku mulai kambuh lagi, aku lebih sering tidur di lantai
menggunakan kasur busa yg agak tipis, ini anjuran dokter agar supaya aku
tidur di tempat yang permukaannya lurus dan keras, agar punggungku tidak
menekuk pada saat tidur seperti saat tidur di spring bed).

Bunda : "Gak koq, Bunda dah sembuh, udah Indi tidur sama Bunda aja ya ..."
Indi : " Gak mau, Indi mau tidur bertiga sama ayah, sama Bunda ... please...
please...bunda ..." (* hmmm dia mulai merajuk, matanya... aduh aku tuh
paling gak kuat kalau liat matanya, apalagi dalam keadaan memohon spt
itu ...)

Bunda : "Udah gak usah lah, tempat tidur kita khan sempit, Indi sudah besar, mana
muat kita tidur di bertiga"
Indi : " Muat, kayak dulu waktu di Cakung, ayah di bawah, bunda di samping Indi"
Bunda : "Ya udah, coba sana, kamu panggil ayah ..."
Indi : "Gak mau ah ... nanti ayah marah marah in Indi..." (*smb geleng2 kepala)
Bunda : " Yah sama donk, tadi juga ayah marah-marah in Bunda.."

Tiba-tiba pembicaraan loncat ke topik lain, secara topik ini mungkin menurut Indi kecilku tidak mendapatkan apa yg dia inginkan. Yah begitu lah, pembicaraan khas anak-anak sering loncat dari topik satu ke topik yang lain, malah kadang2 gak nyambung. Mungkin karena isi kepalanya masih murni sekali, dan banyak sekali hal2 baru dia pelajari, dan banyak juga yang ingin dia ungkapkan, kata-katanya menjadi loncat2 kemana-kemana ...hehehehe...yah tak apalah ... bisa saling tukar cerita begini dengan Indi, saat2 yang aku nantikan dan salah satu favoritku.

Indi : "Bunda..., Indi pengen dibeliin bangku yang kayak bangku yang dirusakin
ayah, bangku yang dibeliin uti donk ..." (*dia mulai merajuk lagi)
Bunda : "Tapi sekarang ini Bunda gak punya uang sayang ..." (*ini bukannya alasan
memang betul saat ini, aku gak punya uang extra untuk hal2 spt ini).

"Lagipula Indi khan sudah punya bangku yang dibeliin nenek ...lagian
rumah kita khan sempit, mana muat bangku satu lagi "
Indi : "Gak mau, Indi mau punya dua, nanti ditaro di ruang tamu aja..."
"Khan ada Alloh, Alloh khan punya uang, makanya Bunda ayo kita berdoa
kita sholat, supaya Alloh kasih kita uang, supaya Alloh bikin ayah gak
marah-marah lagi " (* Indi mulai bangun dari tempat tidur dan menarik
tanganku ke kamar mandi untuk berwudhu seperti yang biasa kami lakukan)

Bunda : "Udah malam, sholatnya besok aja ya, berdoa aja deh gak usah sholat"
(*gantian aku yang memohon padanya, karena malam itu aku lelah sekali).
Indi : " Gak bisa bunda, berdoa sambil sholat ... ayolah bunda ..ayo " ( *sambil
terus menarik tanganku)
, "Nanti habis sholat, Indi pasti langsung bobo"
Bunda : "Baik sayang, kita sholat yuk !"

Akhirnya malam itu kita berdua sholat, kebetulan aku juga belum sholat Isya, dia terlihat khusyuk mengikuti gerakan sholatku smp selesai. Sewaktu sholat bersama Indi, aku gak bisa memperpanjang bacaan sholatku, karena kasihan melihat dia kelelahan, apalagi mukenan nya yang masih kebesaran, sering terinjak oleh kakinya sendiri. Hmm anakku, alhamdulillah dia mulai senang sholat, memang ini yang coba aku tanamkan sejak dini. Sholat, agama, berdoa, dan Tuhan, menurutku adalah pondasi untuk setiap hati manusia agar tetap pada jalur yang seharusnya.

Selesai sholat aku dan Indi berdoa, doa yang biasa kami panjatkan, doa untuk kedua orang tua, doa minta keselamatan dunia akhirat dan doa supaya dikarunia ilmu yang bermanfaat, itu juga doa2 yang diajarkan oleh gurunya di tempat ia biasa mengaji, yah sekalian membantunya menghafal. Namun malam itu, ada doa khusus yang dia panjatkan untukku, meski lucu terdengarnya, tapi makna nya begitu dalam, semoga Alloh SWT mendengarkan doa hambanya yang masih murni ini, yah dia lah anakku... begini doanya : " Ya Alloh, kasihkan uang buat Bunda yang banyaaak banget, supaya Bunda bisa beliin mainan dan bangku buat Indi, supaya ayah gak marah-marahin Indi lagi, supaya ayah sholat, udah gitu aja ya Alloh, Amin" (* sambil mengusapkan kedua telapak tangannya ke mukanya, spt yg biasa aku lakukan setiap habis berdoa, ah anak2 memang selalu mengikuti apa yg kita lakukan). Aku hanya tersenyum melihatnya, dan mengamini doanya di dalam hati.

Bunda : "Udah yuk, sholat udah, berdoa udah, Bunda bikinin susu ya...kita bobo"
(*sambil membantunya melepaskan mukenanya)

Tapi tiba-tiba dia bicara lagi begini:

Indi : "Bunda, Indi mau dibeliin buku PR juga, abis buku PR Indi udah pada rusak
sama temen2 Indi, bu guru juga gak pernah kasih lagi Bunda..."
(* mulai merajuk lagi ...)
Bunda : "Insya Alloh, kalau Bunda punya uang pasti bunda beliin yah ...udah bobo
yuk..."

Dan akhirnya setelah dibujuk2 dan diberi susu, dia baru tidur. Hmmm... anakku ...maafkan Bunda ya ...Bunda memang bukan orang tua yang baik untuk mu, mungkin belum saat ini, doakan Bunda ya agar Bunda bisa menjadi orang tua sesuai harapanmu... agar apa yang kamu inginkan bisa Bunda berikan.

Dan yang masih menggantung dalam pikiran Bunda adalah ... kira2 ayah bisa menangkap gak ya keinginan putrinya malam itu memaksa untuk tidur bersama ?

Hmm entahlah ... yang Bunda tahu, ayah baru masuk ke kamar sekitar jam 3 pagi.

Tidak ada komentar: